Senjata pemusnah dunia yang sangat mahal ini terbuang sia-sia

Senjata pemusnah dunia yang sangat mahal ini terbuang sia-sia - Expeditionary Fighting Vehicle (US$ 3 Miliar)

TeknoTeknologiBlog – Senjata modern memanglah jauh dari kata murah. Beberapa negara bahkan juga mengambil keputusan biaya yang fantastis untuk tingkatkan system pertahanan negaranya.

Tetapi tidak semuanya gagasan pengembangan system senjata yang sudah dianggarkan bisa jalan dengan baik. Ada beberapa system yang telah menggunakan cost dengan jumlah banyak malah selanjutnya dibatalkan pengembangannya.

Tersebut 5 system senjata bernilai selangit yang selanjutnya tidak dipakai :

Senjata pemusnah dunia yang sangat mahal ini terbuang sia-sia

1. YAL-1 Airborne Laser (US$ 5 Miliar)

Senjata pemusnah dunia yang sangat mahal ini terbuang sia-sia - YAL-1 Airborne Laser (US$ 5 Miliar)

YAL-1 Airborne Laser adalah senjata yang di desain untuk dipasang pada Boeing 747-400F. Laser itu bisa menghadang serta menghancurkan rudal balistik sepanjang pesawat lakukan penerbangan.

Senjata laser itu sukses dalam eksperimen, namun tidak pernah dipakai lantaran pemakaiannya yang tidak praktis dalam medan pertempuran. Proyek itu dihentikan pada 2011 sesudah 16 tahun dikerjakan pembangunan dengan mengonsumsi cost keseluruhan US$ 5 miliar.

2. Future Combat Systems (US$ 18, 1 Miliar)

Senjata pemusnah dunia yang sangat mahal ini terbuang sia-sia - Future Combat Systems (US$ 18, 1 Miliar)

Sepanjang tahun 2003 sampai 2009, Angkatan Darat Amerika Serikat mengawali program modernisasi Future Combat Systems (FCS) yang mempunyai tujuan bikin kendaraan yang lebih cepat, bermanuver tinggi, serta dapat masuk ke zona tempur kurun waktu singkat.

Tetapi FCS tak pernah diterjunkan serta tidak berhasil penuhi tenggat saat sebelumnya Menteri Pertahanan, Robert Gates menyerukan restrukturisasi serta pembatalan akhir program pada 2009. Departemen Pertahanan menggunakan kian lebih US$ 18 miliar sepanjang pengembangan program yang mengonsumsi saat enam tahun.

3. Trident Missile Program (US$ 40 Miliar)

Senjata pemusnah dunia yang sangat mahal ini terbuang sia-sia - Trident Missile Program (US$ 40 Miliar)

Beragam bentuk rudal Trident diperkembang sebagai rudal balistik kapal selam yang dapat membawa hulu ledak nuklir. Rudal Trident digerakkan oleh Angkatan Laut AS serta Inggris dengan keseluruhan cost US$ 40 miliar pada 2011 dengan estimasi cost US$ 70 juta per misil.

Program Rudal Trident sudah beroperasi serta selalu diperkembang mulai sejak 1979 serta gagasannya bakal tetaplah dipakai sampai 2042. Diprediksikan keseluruhan cost yang dibutuhkan sebesar US$ 170, 2 miliar, namun rudal itu tidak pernah dipakai.

4. A-12 Avenger II (US$ 2, 95 Miliar)

Senjata pemusnah dunia yang sangat mahal ini terbuang sia-sia - A-12 Avenger II (US$ 2, 95 Miliar)

A-12 Avenger II adalah pesawat tempur ‘siluman’ yang tahan dalam semua keadaan cuaca serta ditujukan untuk menukar A-6 Intruder punya Angkatan Laut Amerika Serikat serta Korps Marinir.

Pembuatan pesawat yang diawali pada 1990 pada akhirnya dihentikan pada 1991 sebelumnya semua cost yang ditaksir meraih US$ 57 miliar itu habis.

Walau sebenarnya AS sudah membayar nyaris US$ 3 miliar dari kontrak sebesar US$ 4, 8 miliar namun pesawat tidak kunjung di bangun. Atas hal semacam itu, Departemen Pertahanan AS menuntut kontraktor untuk kembalikan cost itu. Selanjutnya, di tahun 2014, AS cuma memperoleh kembali uangnya sebesar US$ 400 juta.

5. Expeditionary Fighting Vehicle (US$ 3 Miliar)

Senjata pemusnah dunia yang sangat mahal ini terbuang sia-sia - Expeditionary Fighting Vehicle (US$ 3 Miliar)

Expeditionary Fighting Vehicle (EFV) adalah kendaraan amfibi yang di bangun untuk Korps Marinir Amerika Serikat untuk menukar Assault Amphibious Vehicle yang sudah dipakai mulai sejak 1972. EFV di bangun untuk menyaingi mobilitas serta manuver dari M1 Abrams Main Battle Tank.

Proyek itu diprediksikan menelan cost US$ 15 miliar, tetapi dibatalkan pada 2011 oleh Menteri Pertahanan Robert Gates lantaran keinginan Korps Marinir untuk perpanjang pemakaian Marine Personnel Carrier serta Amphibious Combat Vehicle.

Cost pembuatan yang mahal memaksa Korps untuk kurangi pesanan dari 1. 013 jadi 573 kendaraan. Hal semacam itu jadi satu diantara argumen paling utama poryek itu pada akhirnya dibatalkan sesudah mengonsumsi cost dengan keseluruhan US$ 3 miliar.